Tulislah, apa yang ada dipikiranmu
Tulislah, apa yang kamu sukai
Tulislah, apa yang kamu imajinasikan
Tulislah, apa yang ingin kamu utarakan
Tulislah, apa yang menjadi unek-unekmu
Tulislah, apa yang kamu percayai
Tulislah, apa yang kamu anggap baik
Tulislah, apa yang kamu anggap buruk
Dan
Menulislah, meskipun dunia menghujatmu
Menulislah, meskipun dunia mencibirmu
Menulislah, meskipun dunia tidak ada yang membaca tulisanmu
Menulislah, meskipun dunia menolak dirimu dan tulisanmu
Menulislah, meskipun dunia menjelek-jelekkan tulisanmu
Menulislah, meskipun dunia menganggapmu berbeda
Jadi,
Janganlah menjadi topeng untuk dirimu sendiri !
P.S : Novel sekelas Harry Potter yang notabene sudah menjamah ke seluruh bagian masyarakat dunia -dari lintang utara ke lintang selatan, dari bujur barat ke bujur timur- memiliki hatters yang jumlahnya bejibun. Apalagi karya yang terkenalnya hanya sepermiliar umat manusia. Apa yang harus dibanggakan? Pujian anggap saja bonus. Cacian anggap saja pujian yang tertunda. Tidak ada tulisan buruk (terlepas dari typo dan kesalahan eyd), yang ada hanya belum menemukan pembaca yang tepat. Gitu kok repot…
P.S.S : Karena tulisanlah, yang tidak ada menjadi ada, yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang tidak berlogika menjadi berlogika -ataupun sebaliknya. Jangan mematikan imajinasi. Jangan mematikan kreativitas. Jangan menggembesi semangat. Fisik memang ada di satu titik. Tapi pikiran bisa melanglang buana ke seluruh ujung dunia, tanpa seorang pun berhak melarangnya. Jika ada yang mematikan kreativitas/semangat/imajinasi : jadilah orang idealis.
P.S.S.S : Tulisan ini hanya sekedar renungan dan motivasi diri. Atas dasar saya yang masih inkonsisten menulis. Revolusinya pengen punya buku, tapi diri masih sibuk dengan berceloteh sana sini soal sianida. Revolusinya pengen jadi penulis beintegritas dan terkenal, tapi diri masih sibuk mengurusi ulah Zoya yang baru saja merilis kerudung Halal.
Inspired by : seluruh penulis dunia –nyata maupun fana– yang telah mengisi rongga otak saya dengan tulisan-tulisan cantik miliknya.
Ohya, mau tanya, nyertifikatin kerudung halal itu dimana ya?Memang ada kerudung haram mbak?
SukaSuka
Nice lp
SukaSuka
Nice 😀
SukaSuka
Katanya sekarang ada kerudung bersertifikat halal, daripada beli lagi, mendingan kerudung yg sudah ada disertifikatin aja wkwkwk
SukaSuka
yah, menulislah….. semangat sahabat mba nurul dan ODOP…
SukaSuka
mba nurul dan sahabat ODOP, semangat….
SukaSuka
Kerudung halal! Saya juga habis baca salah satu postingan teman di fb soal itu. Kalo menyoal halal haram mmg TDK sebatas APA yang kita makan. Apa yang kita kenalan juga lah ya (meski istilah halal kayaknya TDK tepat. Mungkin lebih tepat thoyyib Kali. Halalan thoyyiban. Halal Dan baik.) Maksudnya disini adalah mengenakan pakaian yang baik yang tdk mengandung maupun terkena najis. Nah, artikel yg saya baca d fb itu bilang, kerudung yg ga halal itu di emulsi (eh, atau diapakan gtu saya ga ngerti istilah kimianya) dgn zat yg mengandung enzim babi. Jadinya jatuhnya ga halal. Demikian jg dengan make up. Itulah knp sekarang banyak produsen make up yg berbondong2 pasang label halal.Menyikapi hal tersebut saya tidak pro apalagi kontra. Saya murni Netral Dan berharap produsen melakukan demikian murni untuk kebaikan umat Dan bukan sekedar strategic marketing belaka. Dan saya nyaman-nyaman saja sampai sekarang pake kerudung murah saya yang tidak berlabel halal. Saya menganut ilmu “Tidaktl tahu maka tidak dosa” kan saya tidak tahu proses pembuatan kerudung saya ini bagaimana. Islam itu mudah Dan memudahkan. Penganutnya saja yg mempersulit. HehhehePanjang amat komen saya. Maafin ya Nurul..
SukaSuka
Hahahaha aku ngikut di barisan mbak sabrina aja deh, ora urus mau halal kek haram kek, yang penting life must go on.*salam barisan pemakai kerudung paris sepuluh ribuan* wkwk
SukaSuka
Yahhhh..ko' kamu tau saya pake kerudung Paris?? Wkkwkwkwk. Iyya nih. Kalo di sini 15ribu. Mahalan dikit. Wkwkwkkw
SukaSuka
Buakakaka, wah seketika aib nya kebongkar :vDaftarin aja kerudung parisnya ke mui, daripada beli lagi, mesti mahal, aplagi kantong anak kos seperti saiya. Mendingan buat makan2 cantik, ketimbang beli kerudung mahal. Wkwkwkkwk
SukaSuka
Merurung saya harganya yang paling mahal 30rbuan, itupun cm beberapa. Ygrata2 harganya 10-20rb. Mau nyertifikasiin 1 kerudung aja rempong, mending buat beli kerudung lagi nambah koleksi. Wkwkwkwk
SukaSuka
kalau beli lagi, tapi belum sertifikasi kan sama aja buakakkaka :v
SukaSuka
Waaah..tulisan Nurul bikin Uni makn “terbakar” ini..:). Tulis..tulis..tulis..Proud of U, teman2 Odop..:)
SukaSuka